PANDANGAN
DAN PENERAPAN PENDIDIKAN SECARA ESSENSIALISME
Jaka
Satria Himawan (201533207)
Farida Akhmad Sulistiani .H (201533165)
Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muria Kudus
Gondang Manis Bae Kudus (0291)438229
ABSTRAK
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan
oleh setiap manusia yang hidup di dunia. Melalui pendidikanseseorang akan
mengetahui banyak hal dan pengetahuan. Pendidikan perlu adanya pandangan serta
penerapan yang sistematis ,salah satunya adalah pandangan dan penerapan secara Essensialisme. Essensialisme merupakan
pendidikan yang didasarkan kepada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusiaTujuan pendidikan
esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti
pengetahuan yang telah terakumulasi, serta telah bertahan sepanjang waktu untuk
diketahui oleh semua orang. Pengetahuan inimencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu
menggerakkan kehendak manusia diikuti oleh keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
tepat untuk membentuk unsur-unsur pendidikan yang inti (esensial), pendidikan
diarahkan mencapai suatu tujuan yang mempunyai standart akademik yang tinggi,
serta pengembangan intelek atau kecerdasan.
Kata Kunci : Pandangan, Pendidikan, Essensialisme
ABSTRACT
Education is a very important and needed by every
human being living in the world. Through education one may know many things and
knowledge. Education is necessary to view as well as the application of
systematic, one of which is the view and the application of essentialism.
Essentialism is an education based on the values of the culture that has
existed since the beginning of human civilization essentialism educational aim
is to convey the cultural heritage and history through a core knowledge that
has been accumulated, and has survived all the time to be known by everyone.
This knowledge includes science, art and all things that can move the human
will be followed by the skills, attitudes and values appropriate to establish
the elements of education core (essential), education geared towards achieving
a goal that has a standard of high academic, and the development of intellect
or intelligence.
Keywords :
Viewpoint, Education, Essentialism
I.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi
fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia yang
hidup di dunia. Melalui pendidikanseseorang akan mengetahui banyak hal dan
pengetahuan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan selalu mengalami
perkembangan pemikiran serta munculnya berbagai macam pro dan kontra. Makapendidikan
perlu adanya pandangan dan penerapan yang sistematis ,salah satunya adalah
pandangan dan penerapan secara
Essensialisme. Essensialisme merupakan pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan
yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Esensialisme muncul pada zaman
Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak
pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk
perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin
tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan
dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Idealisme dan realisme adalah aliran
filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai
pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak
melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
Dengan demikian Renaissance adalah
pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena
itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri
alam pikir modern.Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi
terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan.Maka, disusunlah
konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang
memenuhi tuntutan zaman.
II.
PERUMUSAN
MASALAH
Dengan adanya latar belakang
diatas maka dalam penelitian jurnal ini dapat diambil rumusan masalah bagaimana
Pandangan dan Penerapan Pendidikan secara Essensialisme.
Tujuan dalam penelitian ini
dibuat untukmenjelaskan bagaimana Pandangan dan Penerapan Pendidikan secara
Essensialisme.
III.
TINJAUAN
PUSTAKA
a. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran,
pengetahuan, keterampilan dan kebiasaaan sekelompok orang yang di turunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memililiki efek
formatif pada cara orang berfikir, merasa atau tindakan dapat dianggap
pendidikan. Pendidikan juga dapat diartikan yakni segala kegiatan pembelajaran
yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan serta upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik,
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
b. Essensialisme
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
c. Pandangan
Pandangan adalahsebuah hasil penalaran,
pemikiran akal, sehingga dapat diakui kebenarannya.
d. Penerapan
Penerapan adalah suatu
perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
IV.
PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Esensialisme
Esensialisme merupakan aliran
pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak
awal peradaban umat manusia.Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan
ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah
dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di
mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan
doktrin tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan
nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Dengan demikian, Renaissance
adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme,
karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan
sebagian ciri alam pikir modern.Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan
reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan.Maka,
disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam
semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.
Realisme modern, yang menjadi
salah satu eksponen esensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam
dan dunia fisik, sedangkan idealisme modern sebagai eksponen yang lain,
pandangan-pandangannya bersifat spiritual.John Butler mengutarakan ciri dari
keduanya yaitu, alam adalah yang pertama-tama memiliki kenyataan pada diri
sendiri, dan dijadikan pangkal berfilsafat.
B.
Pandangan
dan Penerapan Secara Essensialisme di Bidang Pendidikan
a)
Pandangan
Esensialisme Mengenai Kurikulum
Menurut
aliran esensialisme kurikulum pendidikan lebih diarahkan pada fakta-fakta
(nilai-nilai), kurikulum pendidikan esensialisme berpusat pada mata
pelajaran.Dalam hal ini ditingkat sekolah dasar misalnya, kurikulum lebih
ditekankan pada beberapa kemampuan dasar, diantaranya yaitu kemampuan menulis,
membaca dan berhitung.Kurikulum ideal adalah kurikulum yang memberikan para
siswa kebebasan individual yang luas dan mensyaratkan mereka untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, melaksanakan pencarian-pencarian mereka sendiri, dan
menarik kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri.Kurikulum esensialisme memberikan
perhatian yang besar terhadap human dan seni, agar individu dapat mengadakan
intropeksi dan mengenalkan gambaran dirinya.Pelajar harus didorong untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan, serta memperoleh pengetahuan yang diharapkan.Dalam hal ini menurut
pandangan esensialisme kurikulum yang diterapkan dalam sebuah proses belajar
mengajar lebih menekankan pada penguasaan berbagai fakta dan pengetahuan dasar
merupakan sesuatu yang sangat esensial bagi kelanjutan suatu proses
pembelajaran dan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum
(penguasaan fakta dan konsep dasar disiplin yang esensial merupakan suatu
keharusan).
b)
Pandangan
Esensialisme Mengenai Metode Pendidikan
Dalam
pandangan esensialisme, metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar
lebih tergantung pada inisiatif dan kreatifitas pengajar (guru), sehingga dalam
hal ini sangat tergantung pada penguasaan guru terhadap berbagai metode
pendidikan dan juga kemampuan guru dalam menyesuaikan antara berbagai
pertimbangan dalam menerapkan suatu metode sehingga bisa berjalan secara
efektif. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered), umumnya diyakini
bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang diinginkan dan mereka harus
dipaksa belajar. Metode utama adalah latihan mental, misalnya melalui diskusi
dan pemberian tugas, penguasaan pengetahuan, misalnya melalui penyampaian
informasi dan membaca.
c)
Pandangan
Esensialisme Mengenai Pelajar
Dalam pandangan esensialisme sekolah
bertanggung jawab untuk memberikan pengajaran yang logis atau terpercaya pada
peserta didik, sekolah berwenang untuk mengevaluasi belajar siswa. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa siswa adalah makhluk rasional dalam kekuasaan
pengaruh fakta dan keterampilan-keterampilan pokok yang diasah melakukan
latihan-latihan intelek atau berfikir, siswa ke sekolah adalah untuk belajar
bukan untuk mengatur pelajaran sesuai dengan keinginannya. Dalam hal ini sangat
jelas dalam pandangan esensialisme bahwa pelajar harus diarahkan sesuai dengan
nilai-nilai yang sudah diakui dan tercantum dalam kurikulum, bukan didasarkan
pada keinginannya.
d)
Pandangan
Esensialisme Mengenai Pengajar
Guru mempunyai peranan dalam proses
belajar yakni sebagai orang yang mempengaruhi dan menguasai kegiatan di kelas
serta guru sebagai contoh dalam pengawasan nilai-nilai dan penguasaan
penguasaan pengetahuan/gagasan yang hendak ditanamkan kepada peserta didik.
Dengan kata lain dalam pandangan
esensialisme dalam proses belajar mengajar, pengajar(guru) mempunyai peranan
yang sangat dominan dibanding dengan peran siswa, hal ini tidak terlepas dari
pandangan mereka tentang kurikulum dan juga tentang siswa dimana siswa harus
diarahkan sesuai dengan kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai yang sudah
teruji dan tahan lama. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa dengan
seksama sehingga siswa mampu berfikir relative dengan melalui
pertanyaan-pertanyaan. Dalam arti, guru tidak mengarahkan dan tidak memberi
instruksi. Guru hadir dalam kelas dengan wawasan yang luas agar betul-betul
menghasilkan diskusi tentang mata pelajaran. Pandangan esensialisme lebih
menfokuskan pada pengalaman-pengalaman kita.Dengan mengatakan bahwa yang nyat
adalah yang dialaminya bukan diluar kita.Jika manusia mampu menginterpretasikan
semuanya terbangun atas pengalamannya. Peranan guru adalah melindungi dan
memelihara kebebasan akademik namun disisi lain guru sebagai motivator dan
fasilitator.
C.
Pandangan
dan Sikap Tentang Aliran Esensialisme
1.
Pandangan
secara Ontologi
Sifat
yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu konsep bahwa dunia ini
dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula.
Tujuan umum aliran ini adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan di akhirat
yang isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal
yang mampu menggerakkan kehendak manusia.
2.
Pandangan
secara Epistimologi
Teori
kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti
epistimologi esensialisme. Sebab jika manusia mampu menyadari realita sebagai
mikrokosmos dan makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau
kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestaannya.Berdasarkan kualitas inilah dia
memperoduksi secara tepat pengetahuannya dalam benda-benda, ilmu alam, biologi,
sosial, dan agama.
3.
Pandangan
secara Axiologi
Dasar ontologi dan epistemologi
sangat mempengaruhi pandangan aksiologi.Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal,
tergantung pada pandangan-pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme
terbina oleh keduanya; idealisme melihat sikap, tingkah laku maupun ekspresi
feeling manusia mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk.Sedang
realisme melihat sumber pengetahuan manusia terletak pada keteraturan
lingkungan hidup.Sehingga nilai baik dan buruk didasarkan atas keturunan dan
lingkungan.
Menurut esensialisme memiliki
pandangan aksiologi dimana di antara prinsip-prinsip yang terpenting yang
mengandung nilai praktis di bidang pendidikan adalah; keyakinan bahwa akhlak
termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup ini. Akhlak tidak terbatas
pada penyusunan hubungan antara manusia dengan yang lainnya tetapi lebih dari
itu juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang tercipta di dalam wujud
dan kehidupan bahkan mengatur hubungan antara hamba dengan Tuhan
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari jurnal ini adalah,
aliran esensialisme menitik beratkan pada “Aku”, dimana seseorang telah lahir
sebagai individu yang memiliki karakteristik berbeda dengan individu
lainnya(termasuk berbeda dalam berargumen). Konsep yang dijunjung adalah proses
mentransmisikan seni, keilmuan, serta nilai moralitas yang berguna untuk membentuk
peradaban. Yang memilki tujuan dan fungsi untuk memperkenalkan generasi muda
terhadap tuntutan peradaban hidup serta menyampaikan warisan budaya yang
dihimpun dalam ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan pendidikan, aliran
esensialisme ini menggunakan kurikulum yang memuat hal umum, konstan, dan pola
bervariasi, tergantung situasi sekolah dan kebutuhan siswa sebagai individu.
Serta memuat dasar keterampilan yang harus berisikan materi yang meliputi
sejarah, matematika, sains dan bahasa. Sehingga dalam implikasi pendidikan,
esensialisme menggunakan metode pendidikan yang berpusat pada guru, kedudukan
guru sebagai pihak pengelola aktivitas pembelajaran yang utama. Namun ada
beberapa kendala dari aliran esensialisme ini, salah satunya adalah siswa
kurang beradaptasi dengan kebudayaan suatu daerah.