Saturday, May 14, 2016

PESERTA PERANSAKA NASIONAL 2015- SAKA PARIWISATA PENDALAMAN MMATERI DI PULAU BOKORI SULAWESI TENGGARA


                                                        Foto bersama Hafidz Palembang

Dari topi merah: Farida Jateng, Kak Eza Kalimantan Timur, Diana Bali, Hafidz Palembang, dan Kak Dudu Kalimantan Timur

Tuesday, May 3, 2016

-KABUPATEN KUDUS-Kontingen Saka Pariwisata Kabupaten Kudus Juara II Peragaan Busana Daerah tingkat Nasional dalam event PERANSAKA NASIONAL 2015






Peran Saka adalah singkatan dari Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka. Perkemahan ini merupakan salah satu pertemuan pramuka khusus untuk anggota Satuan Karya Pramuka (Saka). Nasional merujuk kepada tingkat penyelenggaraan dan pesertanya di mana kegiatan ini dilaksanakan secara nasional dengan peserta yang merupakan perwakilan kwartir daerah se-Indonesia.

Peran Saka adalah pertemuan pramuka atau kegiatan bagi pramuka Penegak dan Pandega anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) tingkat Nasional. Saka tersebut terdiri atas Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kalpataru, Saka Kencana, Saka Pariwisata, Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, Saka Widya Budaya Bakti dan Saka Wirakartika.

Para pramuka Penegak dan Pandega anggota Satuan Karya Pramuka se Indonesia berkumpul bersama melaksanakan kegiatan dititikberatkan pada tiga pokok kegiatan yakni Pengenalan Saka, Pendalaman Krida dan Kegiatan Bakti. Kegiatan  tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan Perkemahan dengan berbagai aktivitas yang bersifat aktif, kreatif, produktif, edukatif, inovatif dan rekreatif. Tahun 2015 ini Peransaka Nasional dipusatkan di Buper Bahteramas, Nanga-nanga, Kendari, Sulawesi Tenggara pada 13-19 November 2015.

Provinsi Jawa Tengah pun akhirnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan PERANSAKA NASIONAL 2015 di Sulawesi Tenggara. Dikoordinir oleh Dewan Kerja Daerah Jateng, akhirnya mengirimkan 43 orang perwakilan dari berbagai kota/kabupaten yang ada di Jawa Tengah, yang terdiri dari Saka Pariwisata, Saka Bhayangkara, Saka Wirakartika, Saka Wanabakti, Saka Bahari, Saka Kalpataru, Saka Bhakti Husada, Saka Dirgantara, dan Saka Kencana.

Pada kesempatan ini, 9 Saka Jawa Tengah aktif mengikuti giat prestasi, sehingga berhasil membawa pulang beberapa piala.
Salah satunya adalah JUARA II PERAGAAN BUSANA DAERAH TINGKAT NASIONAL, Atas nama 
Farida Akhmad Sulistiani Hidayatullah perwakilan dari Saka Pariwisata Kwarcab Kudus, anak didik dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus. Farida meripakan satu-satunya perwakilan dari Kabupaten Kudus yang mengikuti kegiatan PERANSAKA NASIONAL 2015 di Kendari Sulawesi Tenggara. Farida, yang masih tercatat sebagai Mahasiswa PGSD Semester II Universitas Muria Kudus, banyak mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut.
Alhamdulillah bisa mempersembahkan piala untuk Kudus tercinta.

Thursday, April 7, 2016

MICROSOFT EXCEL TABEL DAN DIAGRAM

Selamat Datang !

Di sekolah dasar untuk memberikan tugas sebaiknya adalah tugas-tugas yang bersifat sederhana. Salah satu contoh adalah memberikan tugas Microsoft Excel membuat tabel dan diagram data secara sederhana. Berikut contoh dari tugas tabel dan diagram,
bisa di
download disini

Semoga bermanfaat


Makalah Media Pembelajaran

Selamat datang !

Berikut ini saya akan bagikan makalah media pembelajaran,
Download disini

Semoga bermanfaat :)

Thursday, March 17, 2016

JURNAL ESSENSIALISME

PANDANGAN DAN PENERAPAN PENDIDIKAN SECARA  ESSENSIALISME
Jaka Satria Himawan (201533207)
 Farida Akhmad Sulistiani .H (201533165)
Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muria Kudus
Gondang Manis Bae Kudus (0291)438229
ABSTRAK
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia yang hidup di dunia. Melalui pendidikanseseorang akan mengetahui banyak hal dan pengetahuan. Pendidikan perlu adanya pandangan serta penerapan yang sistematis ,salah satunya adalah pandangan dan penerapan  secara Essensialisme. Essensialisme merupakan pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusiaTujuan pendidikan esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terakumulasi, serta telah bertahan sepanjang waktu untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan inimencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia diikuti oleh keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang tepat untuk membentuk unsur-unsur pendidikan yang inti (esensial), pendidikan diarahkan mencapai suatu tujuan yang mempunyai standart akademik yang tinggi, serta pengembangan intelek atau kecerdasan.

Kata Kunci      : Pandangan, Pendidikan, Essensialisme



ABSTRACT
Education is a very important and needed by every human being living in the world. Through education one may know many things and knowledge. Education is necessary to view as well as the application of systematic, one of which is the view and the application of essentialism. Essentialism is an education based on the values ​​of the culture that has existed since the beginning of human civilization essentialism educational aim is to convey the cultural heritage and history through a core knowledge that has been accumulated, and has survived all the time to be known by everyone. This knowledge includes science, art and all things that can move the human will be followed by the skills, attitudes and values ​​appropriate to establish the elements of education core (essential), education geared towards achieving a goal that has a standard of high academic, and the development of intellect or intelligence.

Keywords        : Viewpoint, Education, Essentialism



I.                   LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia yang hidup di dunia. Melalui pendidikanseseorang akan mengetahui banyak hal dan pengetahuan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan selalu mengalami perkembangan pemikiran serta munculnya berbagai macam pro dan kontra. Makapendidikan perlu adanya pandangan dan penerapan yang sistematis ,salah satunya adalah pandangan dan penerapan  secara Essensialisme. Essensialisme merupakan pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.

Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern.Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan.Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.

II.                PERUMUSAN MASALAH
Dengan adanya latar belakang diatas maka dalam penelitian jurnal ini dapat diambil rumusan masalah bagaimana Pandangan dan Penerapan Pendidikan secara Essensialisme.
Tujuan dalam penelitian ini dibuat untukmenjelaskan bagaimana Pandangan dan Penerapan Pendidikan secara Essensialisme.


III.             TINJAUAN PUSTAKA
a.       Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memililiki efek formatif pada cara orang berfikir, merasa atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan juga dapat diartikan yakni segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan serta upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.

b.      Essensialisme
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.

c.       Pandangan
Pandangan adalahsebuah hasil penalaran, pemikiran akal, sehingga dapat diakui kebenarannya.

d.      Penerapan
Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.


IV.             PEMBAHASAN

A.    Konsep Pendidikan Esensialisme
Esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Dengan demikian, Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern.Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan.Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.
Realisme modern, yang menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia fisik, sedangkan idealisme modern sebagai eksponen yang lain, pandangan-pandangannya bersifat spiritual.John Butler mengutarakan ciri dari keduanya yaitu, alam adalah yang pertama-tama memiliki kenyataan pada diri sendiri, dan dijadikan pangkal berfilsafat.

B.     Pandangan dan Penerapan Secara Essensialisme di Bidang Pendidikan
a)      Pandangan Esensialisme Mengenai Kurikulum
Menurut aliran esensialisme kurikulum pendidikan lebih diarahkan pada fakta-fakta (nilai-nilai), kurikulum pendidikan esensialisme berpusat pada mata pelajaran.Dalam hal ini ditingkat sekolah dasar misalnya, kurikulum lebih ditekankan pada beberapa kemampuan dasar, diantaranya yaitu kemampuan menulis, membaca dan berhitung.Kurikulum ideal adalah kurikulum yang memberikan para siswa kebebasan individual yang luas dan mensyaratkan mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, melaksanakan pencarian-pencarian mereka sendiri, dan menarik kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri.Kurikulum esensialisme memberikan perhatian yang besar terhadap human dan seni, agar individu dapat mengadakan intropeksi dan mengenalkan gambaran dirinya.Pelajar harus didorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan, serta memperoleh pengetahuan yang diharapkan.Dalam hal ini menurut pandangan esensialisme kurikulum yang diterapkan dalam sebuah proses belajar mengajar lebih menekankan pada penguasaan berbagai fakta dan pengetahuan dasar merupakan sesuatu yang sangat esensial bagi kelanjutan suatu proses pembelajaran dan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum (penguasaan fakta dan konsep dasar disiplin yang esensial merupakan suatu keharusan).

b)      Pandangan Esensialisme Mengenai Metode Pendidikan
Dalam pandangan esensialisme, metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar lebih tergantung pada inisiatif dan kreatifitas pengajar (guru), sehingga dalam hal ini sangat tergantung pada penguasaan guru terhadap berbagai metode pendidikan dan juga kemampuan guru dalam menyesuaikan antara berbagai pertimbangan dalam menerapkan suatu metode sehingga bisa berjalan secara efektif. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered), umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang diinginkan dan mereka harus dipaksa belajar. Metode utama adalah latihan mental, misalnya melalui diskusi dan pemberian tugas, penguasaan pengetahuan, misalnya melalui penyampaian informasi dan membaca.

c)      Pandangan Esensialisme Mengenai Pelajar
Dalam pandangan esensialisme sekolah bertanggung jawab untuk memberikan pengajaran yang logis atau terpercaya pada peserta didik, sekolah berwenang untuk mengevaluasi belajar siswa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa siswa adalah makhluk rasional dalam kekuasaan pengaruh fakta dan keterampilan-keterampilan pokok yang diasah melakukan latihan-latihan intelek atau berfikir, siswa ke sekolah adalah untuk belajar bukan untuk mengatur pelajaran sesuai dengan keinginannya. Dalam hal ini sangat jelas dalam pandangan esensialisme bahwa pelajar harus diarahkan sesuai dengan nilai-nilai yang sudah diakui dan tercantum dalam kurikulum, bukan didasarkan pada keinginannya.

d)     Pandangan Esensialisme Mengenai Pengajar
Guru mempunyai peranan dalam proses belajar yakni sebagai orang yang mempengaruhi dan menguasai kegiatan di kelas serta guru sebagai contoh dalam pengawasan nilai-nilai dan penguasaan penguasaan pengetahuan/gagasan yang hendak ditanamkan kepada peserta didik.
Dengan kata lain dalam pandangan esensialisme dalam proses belajar mengajar, pengajar(guru) mempunyai peranan yang sangat dominan dibanding dengan peran siswa, hal ini tidak terlepas dari pandangan mereka tentang kurikulum dan juga tentang siswa dimana siswa harus diarahkan sesuai dengan kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai yang sudah teruji dan tahan lama. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa mampu berfikir relative dengan melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam arti, guru tidak mengarahkan dan tidak memberi instruksi. Guru hadir dalam kelas dengan wawasan yang luas agar betul-betul menghasilkan diskusi tentang mata pelajaran. Pandangan esensialisme lebih menfokuskan pada pengalaman-pengalaman kita.Dengan mengatakan bahwa yang nyat adalah yang dialaminya bukan diluar kita.Jika manusia mampu menginterpretasikan semuanya terbangun atas pengalamannya. Peranan guru adalah melindungi dan memelihara kebebasan akademik namun disisi lain guru sebagai motivator dan fasilitator.


C.     Pandangan dan Sikap Tentang Aliran Esensialisme

1.      Pandangan secara Ontologi
Sifat yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu konsep bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Tujuan umum aliran ini adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan di akhirat yang isi pendidikannya mencakup  ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia.
2.      Pandangan secara Epistimologi
Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti epistimologi esensialisme. Sebab jika manusia mampu menyadari realita sebagai mikrokosmos dan makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestaannya.Berdasarkan kualitas inilah dia memperoduksi secara tepat pengetahuannya dalam benda-benda, ilmu alam, biologi, sosial, dan agama.
3.      Pandangan secara Axiologi
Dasar ontologi dan epistemologi sangat mempengaruhi pandangan aksiologi.Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal, tergantung pada pandangan-pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme terbina oleh keduanya; idealisme melihat sikap, tingkah laku maupun ekspresi feeling manusia mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk.Sedang realisme melihat sumber pengetahuan manusia terletak pada keteraturan lingkungan hidup.Sehingga nilai baik dan buruk didasarkan atas keturunan dan lingkungan.
Menurut esensialisme memiliki pandangan aksiologi dimana di antara prinsip-prinsip yang terpenting yang mengandung nilai praktis di bidang pendidikan adalah; keyakinan bahwa akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup ini. Akhlak tidak terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan yang lainnya tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang tercipta di dalam wujud dan kehidupan bahkan mengatur hubungan antara hamba dengan Tuhan 

V.                KESIMPULAN

Kesimpulan dari jurnal ini adalah, aliran esensialisme menitik beratkan pada “Aku”, dimana seseorang telah lahir sebagai individu yang memiliki karakteristik berbeda dengan individu lainnya(termasuk berbeda dalam berargumen). Konsep yang dijunjung adalah proses mentransmisikan seni, keilmuan, serta nilai moralitas yang berguna untuk membentuk peradaban. Yang memilki tujuan dan fungsi untuk memperkenalkan generasi muda terhadap tuntutan peradaban hidup serta menyampaikan warisan budaya yang dihimpun dalam ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan pendidikan, aliran esensialisme ini menggunakan kurikulum yang memuat hal umum, konstan, dan pola bervariasi, tergantung situasi sekolah dan kebutuhan siswa sebagai individu. Serta memuat dasar keterampilan yang harus berisikan materi yang meliputi sejarah, matematika, sains dan bahasa. Sehingga dalam implikasi pendidikan, esensialisme menggunakan metode pendidikan yang berpusat pada guru, kedudukan guru sebagai pihak pengelola aktivitas pembelajaran yang utama. Namun ada beberapa kendala dari aliran esensialisme ini, salah satunya adalah siswa kurang beradaptasi dengan kebudayaan suatu daerah.

B I O D A T A D I R I

Hello guys !!
Selamat datang diblogku :)
Kali ini aku bakalan posting tentang Biografiku.
Simak yuuukk !!

Nama Lengkap      : FARIDA AKHMAD SULISTIANI HIDAYATULLAH
Nama Panggilan    : FARIDA
TTL                       : KUDUS, 11 JANUARI 1998
Alamat                   : Dukuh Sumber Bulusan RT3/5, Desa Hadipolo,
                                 Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Agama                   : ISLAM
Hobi                       : Advanture, Baca Novel, cari hal yang menantang dan seru
Makanan Favorit    : Sate Ayam, Bakso, Nasi Goreng, Ayam
Minuman Favorit   : Orange Juice

Riwayat Sekolah    : 1) SD 1 Tenggeles (4 tahun)
                                 2) SD 3 Dersalam ( 2 tahun)
                                 3) SMP 2 BAE (2009-2012)
                                 4) SMA 2 BAE (2012-2015) - JURUSAN IPA
                                 5) UNIVERSITAS MURIA KUDUS
                                     (PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR-S1 -  NIM 201533165)

Riwayat Organisasi : 1) GITA BAHANA REMAJA MARCHING BAND SMP 2 BAE
                                  2) KERANI AMBALAN AMBOROWATI SMA 2 BAE (2013-2014)
                                  3) ASTRONOMI DABA SMA 2 BAE KUDUS
                                  4) KETUA DEWAN SAKA PARIWISATA KUDUS (2013-2014)
                                  5) KETUA ORMASH PUTRI SUMBER HADIPOLO
                                  6) KONTINGEN JAWA TENGAH  PERANSAKA NASIONAL 2015

Pengalaman           : 1) JUARA HARAPAN III MBAK DUTA WISATA KUDUS TAHUN 2014
                                 2) JUARA FAVORIT MBAK DUTA WISATA KUDUS TAHUN 2014
                                 3) JUARA III DUTA PRAMUKA PARIWISATA JAWA TENGAH 2014
                                 4) JUARA I ORASI KESEHATAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015
                                 5) 10 BESAR FINALIS MAS MBAK DUTA WISATA KUDUS TAHUN 2015
                                 6) JUARA III PEMBACAAN UUD 1945 SMA 2 BAE KUDUS
                                 7) JUARA II PERAGAAN BUSANA DAERAH PERANSAKA NASIONAL
                                     TINGKAT NASIONAL 2015
                                8) MENGIKUTI LOMBA PENEGAK 2 TINGKAT KARISIDENAN PATI
                                9) MENGIKUTI LOMBA GPLA SMA 3 SEMARANG TINGKAT JATENG

Masih banyak sekali pengalaman yang belum bisa saya sebut.
Yang terpenting adalah kita harus bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin.
Masih muda, carilah pengalaman sebanyak-banyaknya yang positif.
Dari pengalaman itulah,kita akan banyak belajar tentang kehidupan. Perlu berpikir logis, kritis, inisiatif, dan santun. Jadilah sosok yang ramah kepada siapapun, jangan banyak gengsi, bertanggung jawab, supel, ceria, sopan, dan bisa memposisikan diri dalam sikon apapun.
Dan yang terpenting, jangan MALU ataupun TAKUT selama kita berada diposisi yang benar.


-Smaal deeds is more precicus than great talk-
Salam CERIA ! :)